on Saturday, January 22, 2011 at 10:38pm
Majunya informasi teknologi membuat sedemikian mudahnya mendapat informasi, sedemikian mudahnya orang-orang saling terhubung dalam jaringan dunia maya dan sedemikian mudahnya terjalin komunikasi dan miskomunnikasi:(
Era pager, telepon genggam, e-mail, website, frendster, blog, facebook, twitter, koprol, bla..bla..orang berseliweran di dunia maya.
Begitu senangnya berbagi berita dengan teman, sahabat dan kenalan baru, dunia maya menjadi ajang ekspresi diri.
Ekspresi diri dengan beragam emosi, bahagia, sedih, marah, jahil, dan datar, sering dijumpai di dunia perfacebookan dan pertwitteran. Dari begitu banyak ekspresi ada satu kicauan (twitter) yang saya mau kutip dari Pak Komar Hidayat, dengan sedikit revisi:
'Kalau tidak sependapat dengan sebuah pernyataan, tanggapi saja dengan datar dan cool tak perlu bernada menghakimi'
Mungkin, kebanyakan dari kita termasuk saya tidak pandai untuk berkata-kata, sehingga lebih mudah untuk bertulis-tulis he..he..
sedikit intermezzo:
Tadi siang, kebetulan bus yang saya tumpangi ada telivisinya, dan kebetulan entah mengapa supirnya dari saya naik sudah terlebih dahulu memilih stasiun TV one, biasanya yang dipilih itu stasiun TV lain yang menayangkan sinetron FTV, he..he.. yang pasti saya tidak akan tonton alias langsung aja tidur, sampai tempat tujuan.
Kebetulan pula saya baru tau kalau TV One punya acara Bangkit Indonesiaku, yang temanya tentang nasionalisme, yang kebetulan pula yang mengisi Pak Amien Rais yang pulang kandang mengajar kembali sejak bertahun-tahun yang lalu tidak secara aktif beraktivitas di kancah politik.
Packaging acaranya, sudah lama tidak pernah saya tonton, dulu sekali entah berapa dekade yang lalu, mungkin jaman orde baru, kemasan serupa seperti ini lah yang pernah digunakan sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran awal akan sesuatu yang ingin disampaikan, yang ini tentang nasionalisme, dulu misalnya: kelompecapir, keluarga berencana, ABRI masuk desa, semua adanya di stasiun TV TVRI.
Sedikit yang saya bisa dengar dari Pak Amien Rais, (karena ditingkahi petikan gitar pemusik jalanan yang suaranya juga ok) tentang kuliahnya di luar negeri, sekembalinya beliau ke tanah air ternyata musik-musik Barat lebih digandrungi (diminati) oleh kawula muda seumurnya dahulu. Bukan tentang Baratnya, tapi tentang bagaimana sebaiknya kita pun dapat menghargai musik Indonesia sendiri (kalau orisinil alias asli sih ok, Pak..^.^)
Lalu Beliau sedikit menyoal kemajuan tehnologi dengan aplikasinya seperti, twitter, facebook, dengan bijak mengatakan bagus anak-anak muda bisa punya account dunia maya tersebut..untuk mengerjakan tugas, mengakses informasi, namun alangkah baiknya digunakan seperlunya, hindari pemakaian yang tidak perlu dan melupakan waktu (2 jempol, Pak untuk ini)
Selebihnya tidak bisa dengar karena pemusik jalanan kedua mulai bernyanyi (suaranya lebih daripada parah dibandingkan yang pertama, yang ok banget) dengan lagu-lagu Rhido dan bapaknya yaitu Rhoma Irama, dan sang supir berbaik hati membisukan volume speaker, sambil tersenyum-senyum simpul, kami (saya dan pasturi di sebelah saya) lihat dari kaca cermin di depan >.<' berhubung semua penumpang dan saya cukup santun untuk tidak berteriak, 'kang tolong dibisukan suaranya'. Dan saya liat orang-orang sibuk dengan kesukaannya masing2, sibuk dengan handphone, bercengkrama dengan anak dan istrinya di sebelah saya, tidur, hampir seluruh penumpang, baca koran, kecuali saya, yang terus memandangi layar kaca televisi, berharap bisa membaca gerak bibir dari Pak Amien Rais, dan para siswa yang mengajukan pertanyaan.
Dan parahnya, pemusik jalanan makin asyik ya sudahlah, terima nasib:(
Belum ada di youtube copy acaranya.
January 23, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment