January 23, 2011

chapter 30: Desember ku

on Friday, December 31, 2010 at 11:08pm

Tiga hal yang selalu saya ingat di bulan terakhir dalam kalender setahun ini adalah hari ibu, hari dongzhi/genta rohani, dan hari natal, karena kebetulan ketiganya memakai penanggalan masehi, karena pastinya jatuh ditanggal yang sama.





1. Hari ibu ( mother's day) diperingati sebagai bentuk apresiasi terhadap seorang ibu, yang mempunyai peran dan arti penting bagi anak dan keluarga. Perempuan yang diberikan peran dan keistimewaan oleh Tuhan Sang Pencipta sebagai seorang ibu, yang dapat melahirkan, membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Diberikan kelembutan dan keikhlasan menjalani perannya dan pada waktu yang bersamaan diberikan kemampuan yang sama perkasanya dengan seorang laki-laki. Ibu diberikan kedudukan yang khusus dalam keluarga, ia menjadi pendamping ayah, saling bekerjasama dalam perannya masing-masing untuk menjadikan keluarga sebuah tatanan sosial inti yang sehat, beriman dan berguna bagi sesama manusia. Tuhan sungguh luar biasa



2. Hari Dongzhi / Genta Rohani/ Tangcik, diperingati oleh kaum Ru (para sarjana Barat diawali oleh Matteo Ricci - Italia(6 Oktober 1552 - 1 Mei 1610) seorang Pastur dari Ordo Yesuit Italia, yang melakukan misionaris di Cina selama masa Dinasti Ming, melihat peran besar dari Kong Fu Zi diantara Nabi-Nabi yang ada dalam ajaran Ru, maka memberikan nama pada ajaran Ru tersebut dengan sebutan ajaran Confucius (dari kata Kong Fu Zi yang sulit dilafalkan oleh orang Barat) maka hingga saat ini orang-orang lebih mengenal ajaran Ru Jiao (agama Ru) sebagai agama Konghucu.



Penanggalan kaum Ru didasarkan pada peredaran bulan dan matahari, sehingga sebagai contoh perayaan Tahun Baru Yin Lik atau Imlek tanggalnya tidak akan selalu sama tapi berkisar antara bulan Januari dan Februari. Ada beberapa hari besar kaum Ru yang menggunakan penanggalan masehi salah satunya adalah hari Dongzhi ini.

Yang menarik dari hari Dongzhi ini adalah hari ini jatuh pada tanggal 22 Desember atau 21 Desember (pada tahun kabisat) pada hari tersebut matahari tepat di atas garis balik 23,5 derajat Lintang Selatan Pada saat itu di belahan bumi utara mempunyai siang hari paling pendek dan malam hari paling panjang dan pada daerah-daerah utara khatulistiwa yang mempunyai iklim subtropis dan dingin, tibalah saat musim dingin.



Bagi kaum Ru, hari Dongzhi ini memiliki arti rohani:

* Dilakukanya sembahyang Zheng, atau sembahyang syukur dan yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatNya.

* Pengembaraan Kong Zi, di usia 56 tahun, memutuskan untuk meminggalkan negeri Lu, kedudukan, harta dan benda karena Raja muda Lu sudah ingkar dari Jalan Suci, untuk memberitakan Jalan Kebenaran selama +/-13 tahun .

* Wafatnya Meng Zi, yang dikenal sebagai penegak ajaran kaum Ru, dari aliran-aliran yang menyesatkan yang mengatasnamakan ajaran Ru. Meng Zi dikenal sebagai murid atau pengikut Kong Zi, yang lahir 107 tahun setelah Kong Zi wafat.



3. Hari Natal, diperingati sebagai hari lahirnya Juru Selamat bagi manusia. Dalam kesederhanaan Yesus dilahirkan demikian pula diharapkan bahwa kita dapat meneladani kesederhanaan tersebut.



Berikut asal muasal peringatan hari Natal, yang diambil dari beberapa sumber sebagai bahan referensi sejarah menambah khazanak pengetahuan kita.

Awal Christmas diperingati pada tanggal 25 Desember adalah sebagai berikut: dulunya, 25 Desember merupakan peringatan tradisional masyarakat Romawi untuk memperingati Saturnus (Dewa Panen) dan Mithras (Dewa petir) sekaligus titik balik matahari di musim dingin. Di saat kekaisaran Roma dikuasai orang-orang Kristen, Gereja mengambil alih tanggal tersebut dari pesta kafir bangsa Romawi ini yang terkenal dengan ungkapan "Dies Natalis (Solis) invicti." : Hari Raya Kelahiran Dewa Matahari yang terkalahkan. Pemujaan terhadap dewa Matahari yang amat kuat di masa itu dan dirayakan secara khusus pada saat titik balik peredaran matahari.

Maka dipakailah tanggal 25 Desember ini dengan tujuan untuk menjauhkan umat beriman dari gagasan yang kafir itu dan Gereja menggantikannya dengan misteri kelahiran Kristus Yesus sebagai Sang Matahari sejati yang menerangi setiap insan. Ini adalah proses inkulturasi (tindakan merekonstruksi kembali).



Mula-mula, hari itu dirayakan dengan misa sederhana. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya agama Kristen, Natal menjadi semakin penting dan mengalahkan perayaan-perayaan tradisional yang telah ada sebelumnya, sekaligus mempertegas dan memperteguh iman akan misteri Allah yang menjelma menjadi manusia.



Di beberapa negara di wilayah Eropa Utara, sekitar pertengahan bulan Desember, biasanya diadakan pesta panen. Pada saat itu, rakyat yang baru saja mengakhiri masa panennya menghiasi rumah mereka dengan hijau-hijauan, memasak makanan yang istimewa, berkumpul untuk bernyanyi bersama dan saling membagi hadiah. Lama-kelamaan, tradisi rakyat ini menjadi bagian dari perayaan Natal.



Tradisi berbagi hadiah.

Tradisi ini mungkin diilhami dari kisah Kitab Suci tentang orang-orang Majus dari Timur. Para Majus memberikan hadiah kepada bayi Yesus berupa emas, kemenyan dan mur. Selain merupakan adopsi dari tradisi, kebiasaan ini juga didukung oleh adanya kisah Sinterklas yang terkenal suka membagi hadiah kepada anak-anak.



Pohon Natal.

Tradisi memasang pohon Natal kemungkinan besar berasal dari Jerman dan diawali pada tahun 1.000(?). Tradisi ini kemudian menyebar ke Inggris dan Amerika. Pada zaman Victoria, orang mulai menghiasi pohon Natal dengan permen dan kue-kue serta pita-pita. Martin Luther, pada abad ke 16 dianggap sebagai orang pertama yang memasang lilin pada pohon Natal.

Tahun 1880, hiasan Natal pabrikan mulai diproduksi dan dipasarkan. Dan, lampu natal elektronis muncul di tahun 1882.

Sampai sekarang bentuk dan jenis hiasan pohon natal semakin bagus dan beragam.


Secara teologis, tema sentral natal ditekankan pada peristiwa inkarnasi (penjelmaan),

Allah menjadi manusia. Peristiwa itu bukan hanya berarti Allah beserta kita tetapi pertama-tama adalah bahwa Allah menjadi manusia agar supaya manusia layak dihadapan Allah. Kedosaan dan kejatuhan manusia dipulihkan kembali. Inkarnasi menjadi 'starting point' dalam definisasi manusia yang berpuncak pada peristiwa paskah. 

No comments: